ISLAM DALAM TANDA TANYA mustolih


                السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ                 
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ؛

Yang terhormat Bapak/Ibu Kepala Sekolah beserta Wakil
Bapak/Ibu guru beserta staf
Dan teman seperjuangan yang saya banggakan.

Hadirin yang berbahagia!
       Sebelum saya menyampaikan isi pidato, mari kita luangkan waktu sejenak untuk merenungkan, mengingat-ingat, dan memikirkan seberapa besar kita mencintai Allah SWT? Apa yang sudah kita korbankan demi mempertahankan keberadaan islam? Dan sebagai penganut agama islam, sudahkah kita menghargai islam itu sendiri?
      Saudara-saudara. Sadarkah anda bahwa kehidupan jahiliyah kembali mendatangi kita? Mengobrak-abrik mental generasi muda, menghancurkan karakter bangsa yang kini terbengkalai tak terurus. Di mana-mana orang saling membantai akibat masalah yang harusnya tak dipermasalahkan, pembunuhan anak-anak kembali dilakukan, mutilasi, pencabulan, pemerkosaan yang disengaja, anak membunuh orang tua, anak memenjarakan orang tua, anak “berhubungan” dengan orang tuanya, ayah mencabuli putrinya, perdagangan bayi dan balita, serta masih banyak lagi yang lainnya.
Pernahkah kita memikirkan hal ini? Memikirkan untuk beberapa tahun ke depan pemuda-pemudi, muslimin dan muslimah di bawah umur terancam tak percaya akan adanya Allah? Banyak anak tak bisa lagi membedakan yang mana kebaikan dan mana kesalahan, yang mana orang tua dan yang mana kekasih mereka. Bahkan iman saja mudah untuk dijual beli. Lantas salah siapakah hingga peristiwa kejam dan liar menghadang tanah air kita? Siapa yang mau disalahkan dengan adanya kejadian seperti ini? Inginkah kita melihat anak cucu kita mengerjakan yang lebih parah dibanding merokok, pesta miras, narkoba atau perilaku jahiliyah lainnya seperti yang sedang berlangsung pada generasi sekarang.

     Hadirin! Sehubungan dengan hal yang saya sampaikan tadi, judul yang saya angkat pada pidato saya kali ini adalah “Islam dalam Tanda Tanya”.
     Saudara-saudariku! Menyambut tahun baru islam, tentu kita menginginkan iman kita terhadap Allah SWT, para malaikat, rasul, al-quran, hari kiamat, serta qadar baik dan buruk akan semakin bertambah tinggi dan sangat kuat. Namun, jika kita melihat lingkungan dan mendengar penyebaran berita saat ini tentang peristiwa menyedihkan menimpa islam, yakinkah kita bahwa islam akan selalu damai? Bahkan sekelompok muslim ikut terlibat dalam peristiwa tersebut. Tak adakah kemungkinan terjadinya perpecahan?Saudara-saudara. Pesatnya orasi tentang sikap toleransi antar umat beragama menjadikan sikap tersebut mendarah daging dalam diri kita. Akan tetapi, bagaimana dengan agama kita sendiri? Sangat besarkah penghargaan yang kita berikan kepada agama islam? Pada kesempatan kali ini, saya ingin memaparkan seberapa besar umat islam zaman sekarang menghargai islam itu sendiri sekaligus solusi atau cara yang bisa kita lakukan agar hal ini tak berkepanjangan.
Berikut ini ada beberapa hal yang sudah kurang dihargai oleh muslim zaman sekarang.
  1. Kumandang Adzan
       Hadirin! Sebagai umat islam kita pasti sudah tahu bahwa adzan adalah seruan dari Allah SWT agar kita bersegera menjalankan ibadah shalat. Namun, mengapa saat adzan berkumandang banyak orang yang menghiraukannya, malah sibuk dengan aktivitasnya. Rasulullah SAW bersabda “hendaklah kamu mendiamkan diri ketika adzan berkumandang, jika tidak Allah akan kelukan lidahmu saat sakaratul maut menghampirimu”. Kita semua pasti menginginkan ketika sakaratul maut akan lancar mengucap 2 kalimat syahadat, atau kalimat tahlil, atau Allah. Namun bagaimana itu bisa terjadi bila untuk mendengarkan seruan adzan saja kita tidak punya banyak waktu. Rugilah orang-orang yang tak mau mendengarkan adzan, apalagi menjawabnya.
Bisakah kita membayangkan betapa pedihnya adzab Allah bagi orang yang tidak mau mendengarkan adzan. Contoh nyata bahwa adzan sudah kehilangan banyak orang yang menghargainya. Tragedi tanjung balai, saat adzan dikumandangkan di daerah tersebut berbondonglah orang-orang kafir menyerbu sumber suara adzan tersebut, akibat emosi yang meradang karena tak suka adzan dikumandangkan di daerah mereka, tak segan-segan belasan mesjid mereka bakar tanpa pikir panjang. Ya Allah Ya Rabbi. Lalu, apa yang bisa dilakukan umat islam? Ya, tentu saja mengerumuni TKP, mengamati puing-puing, dan menyiarkannya di media sosial atau televisi karena berita ini sangat menggemparkan bagi mereka.
Lalu, siapa lagi yang mau menghargai panggilan shalat dan membela islam kalau bukan penganutnya, kalau bukan kita? Bayangkan bila ini terjadi pada zaman rasulullah SAW, siapkah kita untuk berperang melawan orang-orang kafir yang membakar rumah ALLAH SWT. Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

    2. Tausiyah/Ceramah Agama
      Kita tak bisa berbohong bahwa 90% dari kita pasti memilih nonton sinetron, gossip atau main hp daripada mendengarkan tausiyah/ceramah agama. Ingat! Dakwah ditujukan bukan untuk kaum lansia atau para orang tua saja, tetapi selagi agama kita islam kita wajib menerima dakwah dari siapapun dan dari mana pun. Baru-baru ini, salah satu ustadzah di televisi disebut-sebut sebagai ustadzah abal-abal, materinya bohong tidak ada yang benar. Lalu, akan seperti apakah islam kalau tidak ada yang menyiarkan ajarannya lagi? Semoga saja yang mengedarkannya bukan orang islam, karena kalau bukan kita yang menghargai siapa lagi?. Atau tausiyah di mesjid/mushalla pada bulan ramadhan. Ikutkah kita mendengarkan qiyamul ramadhan? Atau justru terlibat melempar mercon ke dalam mesjid lalu girang berlarian ketika ada bapak-bapak yang marah?
Sadari dari sekarang, kitalah yang nanti bertugas mengembangkan ajaran islam setelah yang tua tiada. Apa yang akan kita ajarkan kepada anak kita nanti jika mendengar ceramah saja kita tidak mau? Relakah kita melihat generasi anak-anak kita tumbuh tak terarah? Inginkah kita melihat tanah air dipenuhi preman dan berandalan akibat tak tahu agama?

    Hadirin yang saya hormati.
        Terakhir, jika anda sependapat dengan saya. Maka lakukanlah perubahan yang anda bisa demi mempertahankan kedudukan islam. Waktu akan semakin cepat berlalu jika kita hanya sibuk dengan telepon pintar atau berburu gossip terkini. Karena, sekali lagi siapa lagi yang akan menghargai agama kita kalau bukan kita sediri?
Demikianlah pidato lumayan panjang saya, semoga anda tidak angkuh dengan isi pidato saya ini, saya hanya ingin menyampaikan bukan menjelekkan pihak manapun apalagi memprofokasi. Saya akhiri saja.
Wabillahitaufik walhidayah wassalaammu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh.
Jangan lupa like dan share melalui semua akun media sosial kamu.
Sampai jumpa di postingan selanjutnya…
mustoliholih.blogspot.c


om

Komentar

mustolih

Pidato Singkat Bulan Rajab(isro' mi'roj)

Pidato Menyambut Keagungan Bulan Rajab

Khutbah Jum'at Singkat tentang Bulan Rajab