Teks Pidato Muharram 2 mustolih

Alhamdulilalahi Rabbil 'alamiin wabihi Nasta’inu ‘ala Umuridunya wa Diin wash shalatu wassalamu ‘ala Asrofil Anbiya-i wal Mursalin, wa ‘ala alihi washakhbihi Ajma'in. Amma ba’du.

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga pada kesempatan yang baik ini kita dapat berkumpul bersama di tempat ini, ber-muwajahah di tempat ini. Tidak lupa juga, shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabiyullah, Nabi besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada sahabat-sahabatnya, juga kepada para pengikut-pengikutnya yang setia hingga hari akhir. Semoga kita semuanya selaku umatnya kelak mendapatkan syafaat dari beliau SAW. aamiin. 

Hadirin wa hadlirat yang kami mulyakan…

Ingatkah kita pada suatu hari di 14 Abad yang lalu ketika Rasulullah saw melakukan perjalanan berat dari Makkah menuju Madinah. Di atas punggung onta, mendaki gunung berbatu, menuruni lembah, dipanggang di bawah ganasnya terik matahari padang pasir. Medan yang berat menjadi tambah berat ketika harus menghindar kejaran kaum kafir Quraisy. 

Beliau berjalan dengan penuh kewaspadaan dan kehati-hatian. Hanya dengan niat dan keyakinan yang teguhlah Rasulullah saw berhasil akhirnya sampai pula di kota Madinah. 

Madinah menjadi pelabuhan dakwah Rasulullah saw yang menghantarkan kejayaan Islam. Dari Madinahlah Islam melebarkan sayapnya hingga ke pelosok-penjuru bumi. Ke Asia menembus lautan, mengarungi benua dan menaklukkan Alam. Semua itu Rasulullah saw lakukan demi syiar Islam, hingga kita manusia Nusantara dapat menikmati manisnya iman kepad-Nya. Kita menjadi umat Islam Nusantara yang terbesar diseluruh dunia. 

Itulah salah satu hikmah hijrahnya Rasulullah saw. Begitu agungnya hikmah di balik hijrah Rasulullah saw, sehingga Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu ‘anh bersama-bersepakat dengan para sahabat meng-abadi-kan hijrah Rasulullah saw dalam bentuk penanggalan dalam Islam yaitu yang kita kenal dengan kalender Hijriyah. 

Hadirin wa hadlirat yang kami mulyakan…

Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah merupakan peristiwa besar dan bersejarah dalam Islam. Hijrah bukan sekadar pindah alamat dari Makkah ke Madinah, tetapi menjadi penanda awal era baru kaum muslimin karena pada titik perpindahan inilah Nabi Muhammad bersama umat muslimin mampu menerapkan gagasan-gagasan al-Qur’an secara maksimal. Dengan hijrah, Islam telah hadir menjadi faktor penting dalam sejarah. Hijrah bahkan menjadi sebuah langkah yang revolusioner.

Hadirin yang dirahmati Allah..
Tahukah bahwa dibalik kesuksesan hijrah Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat dari Makkah ke Madinah terdapat sosok yang pemuda yang memiliki peranan besar. Dia seorang pemuda yang termasuk salah seorang sahabat Nabi, gagah, tampan,  penampilannya menarik, penuh dengan jiwa dan semangat kemudaan. 

Dia bernama Mush’ab bin Umair, lengkapnya bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Abdud Dar bin Qushay bin Kilab al-Abdari al-Qurasyi.  Sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,

مَا رَأَيْتُ بِمَكَّةَ أَحَدًا أَحْسَنَ لِمَّةً ، وَلا أَرَقَّ حُلَّةً ،
 وَلا أَنْعَمَ نِعْمَةً مِنْ مُصْعَبِ بْنِ عُمَيْرٍ
“Aku tidak pernah melihat seorang pun di Mekah yang lebih rapi rambutnya, paling bagus pakaiannya, dan paling banyak diberi kenikmatan selain dari Mush’ab bin Umair.” (Hadits riwayat Imam al-Hakim, disebutkan pula didalam Thabaqatul Kubro li-Ibni Sa’ad).

Mush’ab bin Umar adalah duta Islam pertama yang dikirim ke Yatrib (nama Madinah saat itu). Ia merupakan tokoh di balik hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat.

Sebelum masuk Islam, Mush’ab bin Umair awalnya hidup di lingkungan jahiliyah. Tetapi rasa penasarannya dengan sosok Rasulullah SAW membuat dirinya langsung merespon positif dakwah Rasulullah dengan mendatangi salah satu majelis yang diadakan oleh Rasulullah dengan para sahabat beliau SAW, suatu tempat yang terhindar jauh dari keramaian dan gangguan, yaitu di bukit Shafa di rumah Arqam Bin Abil Arqam. Dengan sendirinya ia bertekad dan menguatkan hati untuk memeluk Islam, menyatakan keimanannya. 

Keislaman Mush’ab tidak lepas dari intimidasi yang dilakukan oleh keluarganya dan kafir Quraish.  Mush’ab pernah ditangkap oleh keluarganya dan dikurung di tempat mereka. . Ia mengalami penderitaan secara materi, bahkan siksaan perasaan ketika ia melihat ibunya yang sangat ia cintai memotong rambutnya, tidak makan dan minum, kemudian berjemur di tengah teriknya matahari agar sang anak keluar dari agamanya. Semua yang ia alami tidak membuatnya goyah. Ia tetap teguh dengan keimanannya.

Hadirin yang dimulyakan Allah … 

Mush’ab bin Umair termasuk salah seorang sahabat nabi yang utama. Hingga  Rasulullah memilihnya untuk melakukan suatu tugas maha penting saat itu. Ia menjadi duta atau utusan Rasul ke Madinah untuk mengajarkan agama Islam kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah di bukit Aqabah. Di samping itu, ia juga mempersiapkan kota Madinah untuk menyambut hijrah Rasulullah sebagai peristiwa besar.

Saat datang di Madinah, Mush’ab tinggal di tempat As’ad bin Zurarah. Di sana ia mengajarkan dan mendakwahkan Islam kepada penduduk negeri tersebut, termasuk tokoh utama di Madinah semisal Saad bin Muadz. Dalam waktu yang singkat, sebagian besar penduduk Madinah pun memeluk agama Islam. Dengan sifat zuhud, kejujuran dan kesungguhan hati, pemuda bernama Mush’ab bin Umair berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam.

Hadirin yang dimulyakan Allah… 

Mush’ab bin Umair juga seorang pemegang bendera Islam didalam peperangan. Mush’ab bin Umar gugur dalam perang Uhud. Saat itu ia juga mendapat tugas memegang bendera perang. 

Anak panah berhasil merobohkannya hingga bendera yang dipegangnya pun jatuh.  Kemudian Rasulullah menyerahkan bendera pasukan kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Mush’ab gugur sebagai salah seorang syuhada’ pada usia 40 tahun, atau setelah 32 bulan dari peristiwa hijrah Nabi ke Madinah. 

Hadirin yang dimulyakan Allah..

Masa muda atau usia remaja merupakan masa dimaa orang-orang mulai mengenal dan merasakan manisnya dunia. Pada fase ini, banyak pemuda lalai dan lupa. Apalagi bagi mereka yang kaya, memiliki fasilitas hidup yang dijamin orang tua, mobil yang bagus, uang saku yang cukup, tempat tinggal yang baik, dan kenikmatan lainnya.

Tetapi kita sebagai pemuda Islam harus mampu menjadi pemuda yang tangguh, menjadi generasi penerus Islam yang mampu melakukan perubahan, baik pada diri sendiri, keluarga maupun masyarakat, bahkan negara, dari yang sebelumnya tidak baik menjadi baik, bahkan lebih baik. 

Sebagaimana Mush’ab bin Umair yang memiliki andil besar dalam peristiwa hijrah, maka kita sebagai generasi Islam wajib pula memiliki andil dalam agama, bangsa dan negara. 

Hadirin yang dimulyakan Allah..

Sebelum saya mengakhiri pidato ini, saya ingin berpesan kepada kita semua bahwa dalam sejarah Islam, banyak diwarnai oleh peran pemuda yang gagah berani serta taat kepada agama. Mereka mulai dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib yang merupakan generasi pertama umat Islam, hingga Muhammad Al-Fatih yang berhasil menaklukkan Konstantinopel. bangsanya menjadi bangsa yang kuat. Sekian pidato dari saya, mohon maaf bila ada salah atau khilaf. Kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekhilafan ada pada kita semua.

Wallahul Muwaffiq Aqwamith Thariq, Tsummasssalamu 'Alaikum Wa Rahmatullahi Wabarakatuh   


mustoliholih.blgdpot.com


Komentar

mustolih

Pidato Singkat Bulan Rajab(isro' mi'roj)

Pidato Menyambut Keagungan Bulan Rajab

Khutbah Jum'at Singkat tentang Bulan Rajab